Rabu, 10 Juni 2015

Tips Usaha Bisnis Anak Sekolah

      Kali ini profbisnis.com akan membahas kembali mengenai bisnis anak sekolah . Namun yang kami berikan saat ini adalah tips bagaimana seorang pelajar dapat memahami mengenai apa yang dihadapi dalam dunia usaha.

     “Buat apa pinter kalau ujungnya hanya jadi orang miskin”. Begitu sinisme di masyarakat terkait dengan soal sekolah. Sinisme ini tentu saja sangat beralasan, terutama terkait dengan banyaknya pengangguran yang rata-rata semua jebolan sekolah. Hanya saja jika ditelusuri secara seksama, sinisme ini sebenarnya sangatlah keliru, bahkan dalam cara memahami apa itu yang disebut pinter, dan apa itu yang disebut kaya raya, sehingga muncullah kesan, bahwa terdapat orang pinter yang miskin, atau sebaliknya orang bodoh yang kaya.

 USAHA BISNIS ANAK SEKOLAH


     Kesan itu muncul salah satunya akibat kesalahan sistem pendidikan yang memang masih memisahkan antara ruang pendidikan dengan realita hidup termasuk dalam soal dunia kerja.

     Alhasil, setiap pelajar di negeri ini bisa dipastikan, pastilah pengangguran aktif. Padahal secara slogan dunia pendidikan, telah mengenal istilah “learning by doing”. Yakni belajar sambil bekerja atau sekolah sambil belajar menjadi orang kaya dan produktif.

     Sayangnya semua itu masih hanya slogan belaka. Akibatnya tiap pelajar kemudian, waktunya habis di sekolahan tanpa pernah mengenal istilah kerja, terlebih bisa sekolah sambil nyambi bekerja.

Ini sangat berbeda dengan negara-negara maju yang telah menyeleraskan sistem pendidikan mereka secara adaptif sehingga waktu pelajar tidak habis hanya di sekolahan saja.

     Dalam banyak sisi, sistem pendidikan mereka bahkan telah diadaptasikan sedemikian rupa, sehingga nyaris tiap pelajar sekaligus pastilah seorang yang berproduksi atau bekerja dalam sebuah instansi atau justru telah memiliki usaha bisnis sendiri.

     Belakangan ini, di negeri ini, perhatian akan hal itu mulai dilirik berbagai kalangan, meski baru tahapan, bahwa seorang pelajar, mesti pula memiliki usaha bisnis untuk agar ia bisa mandiri. Sementara tahapan adaptasi sistemik tentang bagaimana dunia pendidikan mengakomodir gejala pengangguran yang menimpa para pelajar, agaknya masih seperti api jauh dari panggang.

     Ide gagasan PKL (praktek kerja lapangan) atau KKN (kuliah kerja nyata) bagi pelajar misalnya, nampaknya tidak sampai pada titik sasaran sebagaimana yang diharapkan.

Realitanya, pelaksanaan gagasan itu baru sebatas hanya memenuhi formalitas pendidikan belaka. Terbukti, begitu selesai sekolah, mereka kemudian kebingungan soal masalah ekonomi dan soal pekerjaan.

     Dalam skala ini, sekolahan seharusnya bukan hanya mampu memberikan wawasan pengetahuan, sebaliknya harus pula menanamkan jiwa wira usaha bagi pelajar, baik secara sistemik, atau pun secara mentalitas, termasuk dalam berpraktek usaha bisnis sekolah.

     Dengan begitu, kita tidak akan menemukan sinisme karena terpisahnya dunia pendidikan dari dunia kerja. Dalam makna selanjutnya, di sini, sekolahan kemudian benar-benar bisa menjadi jawaban dari persoalan hidup, dimana menjadi pelajar bukan hanya proses mendapatkan pengetahuan dan ijazah, akan tetapi proses kerja menuju kaya raya itu sendiri.

Selain belum terintegrasinya sistem pendidikan dalam persoalan kerja, pengangguran pengangguran anak sekolah ini, juga disebabkan lemahnya kepercayaan masyarakat pada anak sekolah. Seperti misalnya minusnya sebuah instansi yang membuka lowongan pekerjaan bagi pelajar.

     Situasi ini cukup berpengaruh di mana di berbagai tempat, muncul upaya-upaya aktif dalam mencari peluang usaha-usaha bisnis sambilan. Dengan begitu seorang pelajar bisa bekerja atau membuat usaha bisnis tanpa pernah mengorbankan bangku sekolahan.

     Kerja-kerja sambilan inilah yang kemudian dikenal sebagai usaha bisnis anak sekolah. Yakni bagaimana seorang pelajar bisa menemukan peluang peluang usaha bisnis secara mandiri, di saat ia masih duduk di bangku sekolahan.

     Menelusuri usaha bisnis sekolah ini prof bisnis menghadirkan sekurang-kurangnya tujuh langkah yang mesti dilakukan dalam upaya menemukan peluang usaha bisnis sekolahan yang bisa digarap dengan tanpa mengorbankan waktu waktu penting belajar di bangku sekolah.

     Upaya pertama, carilah usaha bisnis sekolah yang dekat dengan hobi yang dimiliki. Misalnya jika anda seseorang yang suka dengan sepak bola, maka anda bisa membuka toko kelontong yang menjual hal ihwal yang berkaitan dengan sepak bola.

Alasan mengapa ide usaha bisnis sekolah mesti harus dekat dengan hobi adalah terutama karena dalam bisnis itu dibutuhkan rasa senang dengan apa yang dilakukan. Rasa senang itu akan menjadi spirit yang cukup menentukan bagi kelangsungan usaha bisnis yang kita lakukan.

Lalu apabila kita kekurangan modal atau memiliki modal terlalu kecil, usaha bisnis yang sesuai dengan hobi tersebut bisa pula dilakukan dengan cara patungan atau korporasi dengan seseorang yang sama sama menyukai hobi yang sama. Dengan begitu beban yang mesti ditanggung tidaklah menjadi berat.

Hal kedua yang mesti diperhatikan, setelah kita menetapkan ide, kita mesti pula memiliki mental yang kuat dengan menyakinkan pada diri kita, bahwa usaha bisnis itu bukan hanya untuk sementara sebaliknya menjadi jalan hidup. Sebab dalam kenyataannya jalan pengetahuan terkadang memang memiliki alur yang berbeda dengan jalan penghasilan hidup. Dalam beberapa kasus keduanya bahkan tidak bersinggungan sama sekali.

Setelah upaya menanamkan keyakinan dilakukan, maka buatlah sebuah target, yakni terkait dengan capaian capaian usaha bisnis yang mesti diraih. Sesuatu yang jika dalam perusahaan itu disebut misi dan visi perusahaan.

Penetapan misi dan misi ini terkait dengan hal keempat tentang upaya perencanaan pengembangan atau solusi solusi alternatif ketika usaha usaha bisnis tersebut mengalami kelesuan. Dengan begitu usaha bisnis tersebut mampu survive dalam berkompetisi

Hal kelima yang mesti diingat adalah mengenali kompetitor yang ada. Bahwa dalam membangun usaha bisnis kita perlu pula memiliki strategi jitu dalam berkomunikasi dengan kompetitor kita sehingga persaingan persaingan itu tidak melahirkan akibat akibat yang justru kontraproduktif.

Sementara hal keenam, yang mesti dilakukan adalah mengembangkan jaringan usaha sehingga ia mampu berkembang secara meluas. Dengan begitu omset bisnis yang dimiliki bisa berkembang dengan baik.

Enam upaya-upaya tersebut ini mesti terus dilakukan dengan rasa senang dan sikap hidup gemar bekerja keras. Meski selain semua itu terdapat satu hal yang begitu menentukan yang harus dilakukan dalam melakukan usaha bisnis. Yakni berdoa pada Tuhan yang Maha Kaya.

Doa mungkin terlihat sederhana. Hanya saja enam puluh persen berhasil dan tidaknya sebuah usaha bisnis ditentukan oleh doa.

Berdoa juga akan menguatkan mental kita sehingga kita tidak gampang menyerah saat usaha bisnis sekolah yang kita rintis mendapat hambatan. Demikian tips bisnis anak sekolah yang dapat kami sajikan, semoga bermanfaat.

   

    
Load disqus comments

0 komentar